KATEGORI : I. INOVASI DAERAH
I. Bidang Inovasi:
Pelayanan Publik Inovasi Lainnya
II. Judul inovasi:
INTEL BERSATU (Integrasi Layanan Tuberkulosis Satu Pintu)
III. Tanggal, Bulan Tahun Pengembangan Inovasi
5 Juli 2022
IV. Inovator
Ketua : Nuril Istiqomah, S.Kep, Ns
Anggota :
– dr. Asmaul Husna (Dokter Koordinator Program TBC)
– Hapsari Widowati, Amd. Gz (Pj. Pelayanan Gizi)
– Ajis Pujianto, Amd. AK (Pj. Pelayanan Laboratorium)
– Izza Rahmi H, S.Farm, Apt (Pj. Pelayanan Kefarmasian)
– Luluk Choiriyah, Amd, KL (Pj. Pelayanan Kesehatan Lingkungan)
– Basori (Pj. Pelayanan Pendaftaran)
V. Organisasi Perangkat Daerah Inovator:
Dinas Kesehatan Kota Pasuruan UPT Puskesmas Kebonsari
VI. Latar Belakang Permasalahan
Pelayanan pengendalian TBC di Puskesmmas Kebonsasi belum dapat memenuhi harapan masyarakat, dimana ada masalah yang perlu di realisasikan, yaitu:
– Belum tercapainya penemuan kasus TBC di wilayah Puskesmas Kebonsari pada tahun 2019, yaitu sebesar 32% (target 80%)
– Belum tercapainya penemuan kasus TBC di wilayah Puskesmas Kebonsari pada tahun 2020, yaitu sebesar 35% (target 80%)
– Belum tercapainya penemuan kasus TBC di wilayah Puskesmas Kebonsari pada tahun 2021, yaitu sebesar 19 % (target 80%)
– Angka Keberhasilan pengobatan kasus TBCC (Success Rate/SR) pada tahun 2019 sebesar 76% (target 90%)
– Angka Keberhasilan pengobatan kasus TBC (Success Rate/SR) pada tahun 2020 sebesar 80% (target 90%)
– Adanya kasus TBC drop-out sejumlah 2 kasus pada tahun 2020
– Pelayanan pasien TBC di Puskesmas Kebonsari bercampur dengan pemeriksaan pasien lain karena belum memiliki ruangan khusus pelayanan TBC
– Pasien TBC membutuhkan pelayanan yang komprehensif seperti pelayanan gizi, obat, laboratorium, maupun edukasi kesehatan lingkungan dalam mendukung keberhasilan pengobatan TBC
– Pelayanan pendaftaran, laboratorium, gizi, obat dan kesehatan lingkungan diakses oleh pasien TBC secara terpisah sehingga pasien TBC harus mengantri bersama dengan pasien lainnya yang mengakibatkan pasien TBC harus menunggu lama dalam memperoleh layanan tersebut. Hal ini memberikan dampak pada kemauan pasien TBC dalam melanjutkan pengobatan TBC di Puskesmas Kebonsari.
– Upaya pemisahan pasien TBC dari pasien / pengunjung puskesmas yang lain dalam mengakses pelayanan di puskesmas perlu dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi TBC kepada pasien/ pengunjung puskesmas yang lain.
VII. Tujuan Melakukan Inovasi
1. Meningkatkan kecepatan pasien TBC dalam memperoleh pelayanan kesehatan di Puskesmas Kebonsari
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien TBC di Puskesmas Kebonsari.
3. Meningkatkan angka keberhasilan pengobatan pasien TBC di Puskesmas Kebonsari hingga tuntas dan sembuh.
VIII. Manfaat
1. Meningkatkan kualitas dan kecepatan pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien TBC yang berobat di Puskesmas Kebonsari
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif yang dibutuhkan oleh pasien TBC di Puskesmas Kebonsari dalam mendukung kesembuhan pasien
3. Meningkatkan angka keberhasilan pengobatan TBC (Success Rate) dalam capaian kinerja program TBC Puskesmas Kebonsari
4. Meningkatkan jaminan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC bagi pasien / pengunjung puskesmas lainnya saat mengakses pelayanan kesehatan di Puskesmas Kebonsari
5. Meningkatkan koordinasi antar profesi kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien TBC secara terintegrasi di Puskesmas Kebonsari
IX. Rancang Bangun atau Disain Inovasi
INTEL BERSATU (Integrasi Layanan Tuberkulosis Satu Pintu), dengan melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Pendaftaran : Pasien TBC tidak perlu mendaftar di Loket pendaftaran saat kunjungan / kontrol ulang. Pendaftaran dilakukan secara terpadu / kolektif oleh Petugas Pelayanan TBC. Pasien datang langsung menunggu pelayanan di Ruang Pelayanan TBC
2. Dokter : Pemeriksaan oleh dokter sejak inisiasi pengobatan TBC hingga akhir pengobatan di Pelayanan TBC.
3. Pelayanan TBC : Pelayanan pasien TBC sesuai jadwal, sekaligus tempat pelayanan pasien TBC terpadu oleh tenaga kesehatan lain tekait seperti dokter, perawat, nutrisonis, analis lab, apoteker/ tenaga farmasi lainnya, serta sanitarian
4. Pelayanan Gizi : pelayanan gizi oleh nutrisionis yang meliputi pemberian asuhan gizi, edukasi gizi, PMT TBC sesuai indikasi, serta monitoring dan evaluasi BB/ IMT pasien TBC sebelum, selama dan sesudah pengobatan.
5. Pelayanan Laboratorium : pelayanan diberikan oleh analis lab di Ruang Pelayanan TBC saat pasien TBC memerlukan pemeriksaan laboratorium. Pengambilan specimen dilakukan di Ruang Pelayanan TBC. Hasil laboratorium diantarkan ke Ruang Pelayanan TBC.
6. Pelayanan Obat : Pelayanan meliputi edukasi OAT serta monitoring kepatuhan dan ESO OAT, sekaligus pelayanan obat lain diantarkan ke Ruang Pelayanan TBC dan diberikan kepada pasien sesuai resep dan identitas pasien. Resep dimasukkan ke farmasi oleh petugas Ruang Pelayanan TBC
7. Pelayanan Kesehatan Lingkungan : Pelayanan meliputi edukasi tentang kesehatan lingkungan kaitannya dengan penyakit TBC dan diberikan oleh sanitarian di Ruang Pelayanan TBC
8. SABIT HATI (Sahabat TBC Sehat lagi) : sahabat TBC yang merupakan kader kesehatan TBC yang mendukung upaya pencegahan dan pengendalian TBC di wilayah Puskesmas Kebonsari dalam hal penemuan terduga TBC, pelacakan awal kasus TBC baru yang sulit dihubungi, pelacakan awal kasus TBC mangkir, pelaksanaan investigasi kontak dengan pendekatan 1:20
X. Kebaruan atau Keunikan atau Keaslian.
a. Pasien TBC dilayani secara terpadu di satu pintu/ tempat, yaitu di Ruang Pelayanan TBC, mulai dari pendaftaran, pemeriksaan dokter, pelayanan gizi, pemeriksaan laboratoirum, pelayanan obat, edukasi kesehatan lingkungan selama pasien menjalani pengobatan TBC di Puskesmas Kebonsari
b. Adanya pemberian makanan tambahan / pendamping pengobatan TBC bagi pasien TBC sesuai indikasi. Dimana pemberian Makanan Tambahan ini bertujuan untuk meningkatkan status Gizi pasien,sehingga dapat membantu dalam mempercepat proses penyembuhan. Adanya PMT sekaligus bisa menjadi stimulus bagi pasien TBC untuk rutin berobat.
c. Adanya dukungan SABIT HATI dalam penemuan terduga di masyarakat, pelacakan awal kasus baru yang sulit dihubungi, pelacakan awal kasus mangkir, serta investigasi kontak erat pasien TBC di wilayah Puskesmas Kebonsari